Usai Pesta Pacuan Kuda PON XXI, Belang Bebangka Lengang
News.acehcc.com – Takengon (13/9/2024).
Usai sudah kompetesi berkuda, Belang Bebangka pun lengang. Ya sejak awal September lalu, hingga kompetisi berkuda PON XXI wilayah Aceh berlangsung11-12 September 2024, Belang Bebangka menjadi buah bibir. Desa ini, tiba-tiba viral dan terkenal di manca negara.
Itulah hasil kegiatan Pekan Olahraga Nasional yang ke XXI tahun 2024 ini. Semua mata, tidak lagi tertuju pada hasil kupi gayo yang sudah duluan tersohor di dunia, namun kali ini lomba pacuan kuda menjadi pusat perhatian.
(Foto: Arena Pacuan Kuda Belang bebangka sebelum PON XXI, 2023)
Didukung daerahnya yang sejuk dan Arena HM Hasan Gayo, Belang Bebangka, di kecamatan Pegasing, kabupaten Aceh Tengah, yang telah berhias menambah indahnya suasana lomba. Tidak kurang sebanyak 107 kuda berpacu disana, dengan berbagai kelas pertandingan, dari 11 provinsi yang ada di tanah air, antara lain DKI Jakarta,Kaliman Selatan, Jatim, Jabar, Jateng, Sumatera Utara dan tidak ketinggalam tuan rumah Aceh yang menyiapkan 16 kuda.
Pacuan kuda, sebutan pribumi gayo untuk cabang Berkuda ini, menampilkan 10 kelas pertandingan dan menyediakan 10 emas, 10 perak dan 10 perunggu. Seperti yang sudah diprediksi kontingen DKI Jakarta yang telah serius mempersiapkan dan bertekad mengambil juara umum pada PON kali ini berhasil menyaingi raja-raja kuda dari Kalsel, Jatim dan Jabar. Dengan jumlah 23 kuda yang ikut serta meraih juara umum dengan 12 pedali, masing-masing 4 emas, 4 petrak dan 4 perunggu. Didampingi kontingen Kalimantan Selatan yang hari pertama sempat memimpin, dengan total 6 medali, yakni 4 emas, 1 perak dan 1 perunggu.
Tuan rumah Aceh, yang didominasi oleh kuda local gayo hanya mampu meraih satu cabang yakni kelas D-1.000 M yang diikuti oleh 11 kuda dari berbagai provinsi, kuda bernama Gelumpang Pitu berhasil membawa atlet Hudal Akram yang mewakili Kontingen Aceh, finis di urutan ketiga, dan berhak meraih perunggu.
(Foto: Arena Berkuda Belang Bebangka, Saat Berlangsung PON XXI ; 11-12 Sept 2024)
Belang Belangka, salah satu dari 31 kampung yang berada di kecamatan Pegasing, Takengon Aceh Tengah. Dapat ditempuh sekitar 7,6 km dari ibukota Takengon, dan berada dengan ketinggian 1200 meter dari permukaan laut, menjadikan kampung atau desa ini memang luar biasa sejuk.
Kampung yang dihuni sejumlah 735 jiwa (221 rumah tangga) pada tahun 2022, dan diperkirakan mencapai 780 saat ini, seimbang antara jumlah laki-laki dan perempuan. Meraka rata-rata bekerja sebagai petani.
Kampung ini, bagi orang gayo memang selalu teringat. Pelaksanaan even pacuan kuda ajang tahunan yang diselenggarakan oleh Disparpora Aceh Tengah, selalu mengenalkan kita pada kampung ini. Kampung yang hanya ramai, jika ada pacuan kuda , baik dalam rangka memperingati HUT Republik Indonesia, atapun HUT Kota Takengen. Berdasarkan cerite ni urang Gayo pudaha (cerita orang orang terdahulu) bahwa pacu kuda tradisional bermula di Bintang tepatnya di (Pante Menye) pantai manja sekitar tahun 1850. AR Pinan dalam bukunya Pesona Tanoh Gayo, menjelaskan bahwa pacu kuda di pante menye bintang (bahasa Gayo-red), dilaksanakan pada pagi hari dan sore hari setelah waktu ashar. Satu sisi line pacuan dibatasi dengan air danau Lut Tawar dan sisi lainnya dibatasi dengan pagar.
Seiring perkembangan zaman, pacuan kuda di Kabupaten Aceh Tengah mulai berkembang. Pacuan kuda tradisonal Gayo kemudian dilaksanakan di Gelanggang Musara Alun Blang Kolak I (satu) dan selanjutnya penyelenggaraan pacuan kuda tradisional gayo diambil alih oleh pemerintah, sekitar tahun 2002, oleh Bupati Aceh Tengah waktu itu Drs. H. Mustafa M. Tamy bersama DPRK Aceh Tengah untuk memindahkan arena Pacuan Kuda Gayo di kampung Belang Bebangka, yakni dibuat arenanya di Lapangan H. Muhammad Hasan Gayo.
Dewasa ini, Even pacuan kuda Gayo telah berkembang sangat pesat mulai dari cara pelepasan kuda sampai dengan aturan mainnya telah mengikuti aturan pacuan kuda nasional. Cita-cita masyarakat gayo menjadi arena pacuan kuda Belang Bebangka dikenal secara basional dan manca negara, sudah terkabul dengan adanya even PON XXI 2024. Jadilah Arena Pacuan Kuda Belang Bebangka yang berkelas ini menjadi aset nasional yang harus dirawat dan diberdayakan lebih lanjut.@Wk